Faktor
Risiko kanker Payudara
Penyebab
spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi menurut Moningkey dan Kodim (dalam Chyntia, 2009)
terdapat banyak faktor risiko yang
diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara,
diantaranya:
a. Riwayat
keluarga dan faktor genetik
Riwayat
keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan
dilaksanakan screening untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko
keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada
studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.
Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen suseptibilitas kanker payudara,
probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar
85% pada umur 70 tahun.
b. Obesitas
Terdapat
hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Penelitian di negara-negara Barat dan
bukan Barat juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya
keganasan ini.
c. Konsumsi
lemak
Willet
dkk., melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan
serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34
sampai 59 tahun dan menemukan bahwa konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu
faktor risiko terjadinya kanker payudara.
d. Radiasi
Eksposur
radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko
kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa
risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya eksposur.
e. Faktor
reproduksi
Karakteristik
reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah
nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan
umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker
payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% terjadi pada masa sebelum menopause
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum
terjadinya perubahan klinis.
f. Penggunaan
hormon pengganti
Hormon
estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker
payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu
metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara
pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu
yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.
Sementara
beberapa faktor lain yang menunjukkan kemungkinan seorang wanita dapat
menderita kanker payudara hádala sebagai berikut (dalam Dixon & Leonard,
2002):
a. Minum
alkohol dan merokok
Beberapa
studi menunjukkan wanita yang minum banyak alkohol memiliki risiko lebih tinggi
daripada mereka yang tidak minum alkohol. Merokok tidak dihubungkan secara
langsung dengan risiko kanker payudara, tetapi berhubungan dengan penyakit lain
dan kesehatan secara menyeluruh.
b. Mengkonsumsi
pil KB
Ada
sedikit peningkatkan risiko pada wanita yang mengkonsumsi pil KB. Risiko ini
bersifat sementara dan hilang setelah 10 tahun berhenti mengkonsumsi pil KB.
c. Menunda
kehamilan
Wanita
yang belum hamil sampai melebihi usia 30 tahun, atau yang belum pernah
melahirkan, memiliki risiko lebih besar daripada mereka yang hamil pertama kali
di usia belasan tahun.
d. Menyusui
Seorang
wanita yang telah menyusui satu anak atau lebih memiliki risiko lebih rendah
daripada wanita yang tidak pernah menyusui.
e. Sel-sel
payudara yang abnormal
Beberapa
wanita yang pada kondisi non-kanker ditemukan menderita ketidaknormalan pada
sel-sel payudara tertentu nantinya bisa menjadi kanker. Seorang wanita dengan
masalah ini, dikenal sebagai hyperplasia tidak normal, membutuhkan check-up
teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar